Ekonomi Bisnis

Kelangkaan SDM serta Kematangan Digital Jadi Tantangan Inovasi Bank

30
×

Kelangkaan SDM serta Kematangan Digital Jadi Tantangan Inovasi Bank

Sebarkan artikel ini
Kelangkaan SDM juga Kematangan Digital Jadi Tantangan Inovasi Bank

JAKARTA – Transaksi digital banking yang semakin subur menghadirkan tantangan tersendiri bagi bidang perbankan berbasis teknologi khususnya terkait kematangan digital rakyat yang mana masih rendah serta langkanya talenta ke bidang teknologi digital.

Berdasarkan kajian Kementerian Komunikasi lalu Informatika (Kominfo), Skala Literasi Digital Nasional tahun 2023 meningkat berubah menjadi 3,65 dari 3,54 pada tahun 2022 (dalam skala 5 poin). Meskipun meningkat, namun kemampuan komunitas Indonesia pada memanfaatkan teknologi informasi lalu komunikasi secara umum masih diperlukan ditingkatkan.

Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, PT Bank Jago Tbk sebagai bank berbasis teknologi melakukan bermacam pembaharuan kemudian kolaborasi untuk meningkatkan literasi digital keuangan sekaligus menciptakan bibit-bibit unggul dalam bidang digital yang siap kerja.

“Salah satu tantangan utama bidang perbankan digital ketika ini adalah langkanya talenta digital, selain juga kemampuan bank mengadopsi teknologi yang tersebut mengalami perkembangan pesat dan juga kematangan digital masyarakat yang tersebut harus ditingkatkan,” ujar Head of People & Culture Bank Jago Pratomo Soedarsono, di kuliah umum Universitas Prasetiya Mulya baru-baru ini.

Pratomo atau yang biasa dipanggil Tommy menilai, tiada semua segmen pelanggan miliki tingkat kematangan digital yang mana sama. Nasabah dengan kematangan digital yang rendah relatif masih memerlukan diperkenalkan fisik bank, meskipun tidaklah harus setiap saat pada bentuk kantor cabang.

“Sebagai bank berbasis teknologi yang digunakan tertanam di sistem ekologi digital, Bank Jago meluncurkan Program Jago untuk membantu semakin berbagai khalayak agar punya kematangan digital keuangan yang digunakan semakin baik. Kami juga berpartisipasi memberikan edukasi keuangan untuk warga khususnya generasi muda, sebagai bentuk partisipasi kami untuk meningkatkan inklusi kemudian literasi keuangan di Indonesia,” jelas Pratomo.

Menurut Tommy, agar perbankan dapat sepenuhnya terdigitalisasi maka sistem perbankan maupun sumber daya manusianya memerlukan pembaharuan pola pikir dan juga budaya, yang mana didukung oleh kemampuan digital yang digunakan mumpuni. Masalahnya, terdapat keterbatasan sumber daya manusia yang dimaksud berkualitas pada bidang teknologi digital juga ketidaksesuaian keterampilan antara yang tersebut tersedia dengan yang tersebut dibutuhkan (supply and demand) terhadap talenta digital pada Indonesia.

“Kami ke Bank Jago sejak 2021 cukup struggle di mencari digital talent. Dari ribuan yang digunakan kami tes lalu seleksi, yang lolos itu cuma sekian persen, sedikit sekali,” ungkap Tommy.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Bank Jago menginisiasi banyak inisiatif untuk mengedukasi sekaligus menjaring SDM-SDM berkualitas yang dibutuhkan sektor digital, khususnya bank berbasis teknologi. Salah satunya meluncurkan Jago Digital Academy, acara pembelajaran mandiri berbasis digital hasil kolaborasi dengan partner-partner strategis serta perguruan tinggi.

Artikel ini disadur dari Kelangkaan SDM dan Kematangan Digital Jadi Tantangan Inovasi Perbankan