Ekonomi Bisnis

Tiga Efek Domino Kenaikan BI Rate Berujung Disinsentif Kondisi Keuangan

27
×

Tiga Efek Domino Kenaikan BI Rate Berujung Disinsentif Kondisi Keuangan

Sebarkan artikel ini
Tiga Efek Domino Kenaikan BI Rate Berujung Disinsentif Kondisi Keuangan

JAKARTA – Analis Kebijakan Perekonomian Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menyampaikan ada tiga efek domino imbas kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) oleh Bank Indonesia (BI) yang saat ini berubah menjadi 6,25%.

Selain suku bunga acuan, BI pada Rabu (24/4) juga meningkatkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps berubah jadi 5,50% serta suku bunga lending facility sebesar 25 bps berubah jadi 7,00%.

Menurut Ajib, efek domino pertama adalah naiknya ongkos produksi pada sektor usaha, lantaran naiknya suku bunga kredit yang dimaksud berimbas pada kenaikan biaya dana. Kenaikan ongkos produksi ini akan mengupayakan kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP).

“Inilah hal pertama yang mana harus dimitigasi, yaitu timbulnya kenaikan harga akibat kenaikan biaya pokok produksi atau cost push inflation,” ungkap Ajib pada keterangannya, Kamis (25/4/2024).

Efek kedua, ujar Ajib, yakni timbulnya tantangan lemahnya daya beli masyarakat. Efek ini timbul dikarenakan makin sedikitnya likuiditas kemudian kemungkinan nilai tukar barang yang digunakan naik semakin tinggi. “Selain berimbas pada tekanan daya beli masyarakat, pemerintah juga mempunyai ruang fiskal yang digunakan relatif terbatas untuk menopang daya beli rakyat dengan skema bantuan sosial (bansos),” tuturnya.

Efek domino ketiga, sambung Ajib, adalah pelambatan ekonomi. Kondisi Keuangan akan sulit mencapai target peningkatan yang mana dipatok pemerintah sebesar 5,2% dalam tahun 2024. Target perkembangan ini sebelummya didasari tren peningkatan sektor ekonomi pascapandemi yang mana cukup bagus. Namun faktanya peningkatan ekonomi mengecil dimana pada 2022 secara agregat belaka mencapai 5,31% juga tahun 2024 hanya sekali mencapai 5,05%.

“Ketika pemerintah menimbulkan kebijakan moneter dengan meninggikan tingkat suku bunga acuan, semakin tidak ada sederhana mencapai peningkatan kegiatan ekonomi yang mana diharapkan,” jelas Ajib lagi.

Oleh sebab itu, Ajib menjelaskan pemerintah wajib menimbulkan kegiatan kemudian kebijakan yang dimaksud komprehensif juga berorientasi jangka panjang. otoritas diperlukan menimbulkan lingkungan industri dengan nilai tambah yakni agar mampu mengendalikan naiknya harga kemudian mampu terus di kisaran 2,5% plus-minus 1%.

“Pemerintah perlu memproduksi sistem ekologi bidang usaha yang dimaksud berorientasi pada peningkatan nilai tambah, dengan melibatkan semua stakeholder kegiatan ekonomi yang ada. Termasuk untuk sektor pertanian, perkebunan, maritim, energi serta lainnya,” tandasnya.

Artikel ini disadur dari Tiga Efek Domino Kenaikan BI Rate Berujung Disinsentif Ekonomi