JAKARTA – Raksasa teknologi selama China, ByteDance, t idak memiliki rencana untuk mengirimkan TikTok pasca undang-undang baru di Amerika Serikat mengharuskan perusahaan yang disebutkan untuk mengurangi kepemilikannya di dalam jaringan video yang sangat populer yang dimaksud atau melarangnya dalam AS.
Anggota parlemen Negeri Paman Sam menetapkan batas waktu sembilan bulan dengan alasan keamanan nasional.
Mereka mengklaim TikTok dapat digunakan pemerintah China untuk spionase dan juga propaganda asalkan dimiliki oleh ByteDance.
The Information, portal berita Amerika Serikat yang mana berfokus pada teknologi melaporkan bahwa ByteDance sedang mempertimbangkan skenario jualan TikTok yang tersebut memiliki lebih tinggi dari satu miliar pengguna dalam seluruh dunia.
Namun, ByteDance membantah sedang mempertimbangkan pelanggan media tersebut.
“Laporan media asing tentang ByteDance yang digunakan menjajaki pemasaran TikTok tidaklah benar.
“ByteDance tidak ada memiliki rencana untuk jual TikTok,” perusahaan itu memposting di dalam Toutiao, media berbahasa Mandarin yang mana dimilikinya.
TikTok telah lama menjadi perbincangan urusan politik serta diplomasi selama bertahun-tahun.
Mereka dengan keras menyangkal adanya hubungan apa pun dengan pemerintah Tiongkok lalu memaparkan bahwa mereka bukan juga tak akan membagikan data pengguna Amerika Serikat dengan Beijing.
Artikel ini disadur dari Digoyang AS, ByteDance Tegaskan Tak Ada Niat Menjual TikTok
