RIYADH – Invasi darat negeri Israel ke Rafah akan memaksa sebagian besar penduduk Palestina meninggalkan Gaza. Demikian diungkapkan Presiden Otoritas Palestina Mahmound Abbas.
Abbas mengungkapkan pada reuni khusus Diskusi Sektor Bisnis Global ke ibu kota Saudi, Riyadh, bahwa sekitar 1,5 jt warga Palestina berkumpul pada Rafah serta hanya sekali “serangan kecil” yang tersebut akan memaksa orang-orang yang dimaksud mengungsi.
“Bencana terbesar pada sejarah rakyat Palestina akan terjadi,” kata Abbas, dilansir Al Jazeera.
“Kami menyerukan Amerika Serikat untuk meminta-minta tanah Israel tiada melakukan serangan Rafah. Amerika adalah satu-satunya negara yang dimaksud mampu menjaga dari negeri Israel melakukan kejahatan ini.”
Abbas menegaskan kembali bahwa beliau menolak perpindahan warga Palestina ke Yordania juga Mesir. Dia mengutarakan beliau khawatir pasca negeri Israel menyelesaikan operasinya di dalam Gaza, tanah Israel akan berjuang memaksa penduduk Palestina mengundurkan diri dari dari Tepi Barat yang tersebut diduduki kemudian masuk ke Yordania.
Pemimpin Palestina, yang dimaksud berada dalam ibu kota Saudi untuk mengunjungi Diskusi Perekonomian Dunia, mengungkapkan beliau memperkirakan akan berlangsung serangan di dalam kota selatan Kawasan Gaza pada beberapa hari mendatang.
Lebih dari 1,4 jt warga berdesakan ke Rafah. Mengingat kepadatan penduduk, kelompok hak asasi manusia lalu badan-badan PBB sudah pernah berulang kali memberi peringatan bahwa operasi militer apa pun dalam sana akan menyebabkan bencana kemanusiaan.
Artikel ini disadur dari Presiden Abbas: Invasi Darat Israel ke Rafah Akan Jadi Bencana Terbesar dalam Sejarah Palestina