Berita

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Hal ini Alasannya

31
×

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Hal ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Hal ini Alasannya

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Nusantara menolak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung pada koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Adapun Gelora merupakan sempalan PKS.

Di Pilpres 2024, Gelora merupakan parpol pendukung Prabowo-Gibran. Sedangkan PKS adalah salah satu parpol pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Sekretaris Jenderal Partai Gelora Negara Indonesia Mahfuz Sidik merespons wacana PKS yang dimaksud membuka pintu kerja serupa menyokong pemerintahan Prabowo-Gibran. Mahfuz mengatakan, apabila PKS berubah menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, maka akan berubah menjadi sinyal pembelahan antara PKS dengan massa ideologis.

“Jika sekarang PKS mau merapat dikarenakan alasan rute urusan politik telah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS kemudian massa pendukungnya,” kata Mahfuz Sidik pada keterangannya diambil Akhir Pekan (28/4/2024).

Dia mengkaji PKS melakukan serangan negatif secara masif terhadap Prabowo-Gibran selama masa kampanye Pilpres 2024, khususnya untuk Gibran Rakabuming Raka. “Seingat saya selama langkah-langkah kampanye, di dalam kalangan PKS sejumlah muncul narasi sangat ideologis di menyerang sosok Prabowo-Gibran,” tuturnya.

Mahfuz juga mengingatkan masyarakat dengan narasi yang dimaksud menurutnya muncul dari kalangan PKS. Narasi itu adalah menganalogikan bahwa Nabi Musa tak wajib berutang terhadap Firaun, oleh sebab itu dahulu Anies diusung bermetamorfosis menjadi calon Pengelola DKI Ibukota Indonesia pada 2017 oleh Partai Gerindra.

Mahfuz mengatakan, PKS selama ini kerap memunculkan narasi yang tersebut mengadu domba lalu membelah masyarakat. Dia memberikan salah satu contohnya adalah adalah cap pengkhianat terhadap Prabowo lantaran bergabung di Kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian Wapres Ma’ruf Amin pada 2019, yang dimaksud menurutnya muncul dari PKS.

“Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat terhadap Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS,” ujarnya.

Dirinya menegaskan bahwa selama ini Jokowi lalu Prabowo telah dilakukan mengingatkan untuk tiada menarasikan membelah urusan politik kemudian ideologi. “Narasi-narasi yang dimaksud berisiko membelah lagi komunitas secara politis serta ideologis. Padahal itu yang kerap diingatkan oleh Presiden Jokowi serta capres Prabowo,” pungkasnya.

Artikel ini disadur dari Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Ini Alasannya