Berita

Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

21
×

Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

Sebarkan artikel ini
Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

JAKARTA – Otonomi khusus (Otsus) yang mana dikerjakan pemerintah dinilai memberikan beberapa jumlah kemajuan, salah satunya bagi kaum perempuan. Hal ini dikatakan akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua, Daniel Wamsiwor.

Daniel menyoroti peran perempuan Papua yang dimaksud mengalami kemajuan di era otsus. “Sebelum otsus, perempuan di Papua dianggap sebagai kaum lemah serta terpinggirkan di berubah-ubah hal,” kata Daniel Womsiwor, Rabu (22/5/2024).

Menurut Wamsiwor, perempuan Papua berada pada kesetaraan gender. Atau di istilah area bahasa Biak disebut komnis. Di mana kaum perempuan semakin dipandang setara atau serupa dengan kaum laki-laki. Tanpa diskriminasi berdasarkan identitas gender.

“Perempuan sejatinya secara kodrat tercipta oleh Tuhan sebagai penolong laki-laki tidak pembantu. Dan konsep kesetaraan gender mulai menggema pada waktu berjalannya otsus. Yang kemudian muncullah perempuan-perempuan tangguh yang tersebut terlibat berperan pada menjalankan otsus di tanah Papua,” ujarnya.

Di kesempatan lain, Kepala Area Pengarusutamaan Gender Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, serta Keluarga Berencana Papua, Adeltje Pekade membeberkan langkah lalu upaya pihaknya mengarusutamakan kesetaraan gender.

Menurut Adeltje, pihaknya menekankan penguatan pada aspek sosialisasi dan juga advokasi. Dua langkah ini menurutnya, harus terus digalakkan agar perempuan dalam tanah Papua semakin sejumlah yang digunakan berkiprah di dalam bermacam sektor.

“Untuk pemberdayaan perempuan, kami terus memberikan dukungan, advokasi, komunikasi Informasi, serta edukasi melalui kelompok atau organisasi setempat,” ucap Adeltje.

Misalnya pada bidang urusan politik hukum serta ekonomi, Adeltje mengemukakan, setiap tahunnya, sama-sama instansi terkait menjalankan kegiatan penguatan perempuan untuk terus mewujudkan kesetaraan gender pada Papua.

Namun Adeltje menyebut, terdapat kendala di menjalankan programnya itu. Terutama permasalahan koordinasi antar instansi yang tersebut selalu harus ditingkatkan.

Tujuannya adalah, agar semua pihak memiliki komitmen yang tersebut serupa demi memberi kesempatan bagi perempuan Papua berkiprah di dalam segala bidang.

Adeltje menilai, pemerintah telah mengapresiasi luar biasa bagi perempuan-perempuan Papua berkiprah serta menempati kedudukan strategis. Hal itu dapat membantu menyuarakan aspirasi kaum perempuan.

“Jadi, kami berharap akan ada lagi perempuan-perempuan Papua lainnya berkiprah agar dapat menyuarakan aspirasi perempuan sehingga dapat memberikan informasi ke beragam pihak bagaimana situasi perempuan dan juga anak juga sanggup bermetamorfosis menjadi kebijakan ke depan,” tutupnya.

Artikel ini disadur dari Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan