Istanbul – Otoritas China menegaskan bahwa merekan tak akan tunduk terhadap permintaan Filipina untuk membayar 60 jt peso (Rp 16,6 milyar) melawan kecacatan yang mana terjadi ketika bentrokan bulan setelah itu pada Laut China Selatan, kata orang pejabat pada Kamis.
Pihak Filipina harus menghadapi konsekuensi melawan tindakan "ilegalnya", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
"Kapal Filipina melakukan misi pasokan ilegal, melanggar wilayah perairan China dan juga melancarkan provokasi," kata Mao pada konferensi pers.
Dia mengutarakan tim penjaga pantai China melakukan sesuai hukum untuk membela kedaulatan China. Filipina juga mengajukan permohonan dikembalikannya tujuh senjata yang tersebut diduga disita China menyusul konfrontasi pada 17 Juli itu.
Mao mendesak Filipina untuk menghentikan provokasinya kemudian mengatasi perbedaan melalui dialog.
Sementara itu, menanggapi klaim Senator Filipina Imee Marcos tentang rencana China memiliki target lokasi di dalam seluruh Filipina dengan serangan rudal hipersonik, Mao mengungkapkan Beijing berazam terhadap pembangunan damai lalu kebijakan defensif tetapi akan mempertahankan hak sah kemudian stabilitas regionalnya apabila terancam.
Meskipun sebelumnya mengklaim bahwa dia menahan diri untuk tak menggunakan senjata di bentrokan bulan tak lama kemudian untuk menyavoid meningkatnya permusuhan, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr. pada Kamis mengumumkan bahwa pasukan Filipina akan membalas dengan kekuatan yang dimaksud mirip jikalau diserang lagi oleh penjaga pantai China.
Ketegangan antara dua negara baru-baru ini meningkat menyusul konfrontasi pada 17 Juli dimana penjaga pantai China berseteru dengan angkatan laut Filipina kemudian membinasakan kapal mereka.
Sumber: Anadolu
Artikel ini disadur dari China tolak permintaan Filipina bayar kerugian akibat bentrok di LCS