Lifestyle

Penjual Bakpia dalam Yogyakarta Bisa Jual Ribuan Dus Sehari selama Musim Libur Sekolah

23
×

Penjual Bakpia dalam Yogyakarta Bisa Jual Ribuan Dus Sehari selama Musim Libur Sekolah

Sebarkan artikel ini

Yogyakarta – Liburan sekolah telah terjadi usai. Selama kurang lebih lanjut dua pekan terakhir, Yogyakarta padat kunjungan wisatawan. Sejumlah ruas jalan di dalam perkotaan tampak penuh sesak kendaraan berpelat nomor luar daerah.

Selama liburan ini, tak belaka destinasi wisata belaka yang dimaksud padat kunjungan wisatawan. Para produsen bakpia, oleh-oleh khas Yogyakarta, juga kebanjiran pesanan.

Arya Ariyanto, pemilik rumah produksi Bakpia Jogja Kembali atau JogKem yang mana berada pada kawasan Mantrijeron Yogyakarta, memaparkan bahwa selama peak season seperti liburan ini, sehari merek sanggup mengedarkan 5.000 bahkan 10.000 dus bakpia.

Arya menuturkan, rumah produksinya yang digunakan berada di dalam salah satu ruas Jalan Parangtritis itu menyasar rombongan wisatawan yang mana menggunakan bus. Dalam sehari pada masa liburan panjang, lebih banyak dari 50 bus wisatawan bisa saja transit ke rumah produksinya untuk berbelanja.

“Kami memulai pembangunan jejaring dengan travel agent-travel agent, serta merekomendasikan bakpia dengan kualitas yang tersebut bagus, mampu dicicipi kemudian dilihat segera produksinya,” kata dia, Ahad, 14 Juli 2024. 

Modifikasi Resep Bakpia

Arya mengatakan, tak ada resep khusus untuk menyebabkan bakpianya. Ia cuma memodifikasi agar rasanya tidak ada terlalu manis. Ternyata wisatawan luar Yogyakarta suka serta produknya pun diserbu.

“Kalau pilihan rasa sebenarnya tidak ada terlalu beda dengan rumah produksi lain, ada rasa original, kacang hijau, kumbu hitam, coklat, keju, cappuccino, green tea, tiramisu, susu, hingga buah,” kata Arya yang tersebut mengedarkan per dus bakpianya mulai Mata Uang Rupiah 35 ribu itu.

Untuk merawat kualitas bakpianya, Arya mengakui cukup ketat menyimpan prosesnya. Agar pada waktu digigit bakpia itu terasa empuk namun permanen padat, olahan kacang hijau pasca direbus tiada dengan segera digiling melainkan terlebih dulu dikukus.

Open Kitchen

Selain itu, menurutnya yang digunakan memproduksi wisatawan menyukai berbelanja digerainya, sebab menerapkan sistem open kitchen. Hal ini memproduksi pelanggan bisa saja meninjau secara langsung dapur proses pembuatan bakpia itu salah satunya material materi yang mana dipakai. Dia mengklaim bakpianya tanpa pewarna juga tanpa pengawet.

“Kami mulai produksi jam 06.00 kemudian sanggup sampai jam 19.00 WIB, wisatawan bisa saja mengawasi serangkaian pembuatannya dalam open kitchen itu,” kata Arya yang juga menyebar produknya di dalam titik pusat oleh-oleh seperti jalan Ireda, Gedongkuning, Alun-Alun Kidul juga Mangkuyudan itu.

Bahkan tak semata-mata meninjau langkah-langkah pembuatannya. Para wisatawan yang digunakan berminat sanggup turut menimbulkan sendiri bakpia dari tangan mereka, semacam kursus singkat. Bakpia hasil buatan tangan wisatawan itu diperbolehkan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Arya menuturkan, walau bakpia berubah menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta yang digunakan sangat digemari, ia berharap ke depan mampu mengembangkan pangsa ke mancanegara. Namun untuk ekspor ini masih terdapat kendala.

“Bakpia ini kan tiada mampu bertahan lama akibat tanpa pengawet, ekspor hanya saja bisa saja terbatas di negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, kemudian Thailand,” ungkapnya.

Artikel ini disadur dari Penjual Bakpia di Yogyakarta Bisa Jual Ribuan Dus Sehari selama Musim Libur Sekolah