Kesehatan

Pemberian MPASI pada Waktu yang tersebut Tepat Cegah Obesitas sejak Dini

25
×

Pemberian MPASI pada Waktu yang tersebut Tepat Cegah Obesitas sejak Dini

Sebarkan artikel ini
Pemberian MPASI pada Waktu yang digunakan yang disebutkan Tepat Cegah Obesitas sejak Dini

JAKARTA – Saat ini kita menghadapi tiga hambatan gizi utama yang digunakan dikenal sebagai triple burden of malnutrition, yaitu gizi kurang (stunting juga wasting), gizi lebih tinggi (overweight serta obesitas), dan juga hidden hunger (kekurangan vitamin serta mineral). Meski demikian, kerap kali obesitas tidaklah mendapat perhatian yang mana sebanding, padahal Badan Kesejahteraan Planet (WHO) sudah menggambarkan obesitas pada anak sebagai hambatan keseimbangan global yang dimaksud serius.

Guru Besar Fakultas Medis Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, SpA(K) mengungkapkan, diperkirakan ada 124 jt anak mengalami obesitas dalam seluruh dunia. Di Tanah Air sendiri, data Status Gizi Negara Indonesia 2022 menunjukkan peningkatan kejadian obesitas anak di 4 dekade yakni sebesar 10 kali lipat.

“Anak dengan obesitas dapat mengalami beberapa penyakit penyerta seperti sindrom metabolik yaitu tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, diabetes, perlemakan hati, gangguan pernapasan pada waktu tidur, serta kanker,” kata Prof. Aryono.

Menurut Ikatan Dokter Anak Tanah Air (IDAI), penyakit kencing manis pada anak Negara Indonesia meningkat 70 kali lipat pada 2023, di mana 70% penyebabnya adalah oleh sebab itu obesitas. Selain itu, sebanyak 55% obesitas anak akan berubah menjadi obesitas pada ketika remaja, selanjutnya 80% obesitas remaja bertahan hingga dewasa.

Prof. Aryono menambahkan, mengingat obesitas sangat sulit diatasi, pencegahan merupakan prioritas yang harus dikerjakan sedini mungkin saja mulai dari periode pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI).

“Pada periode ini, anak mulai membentuk selera makan, preferensi makanan, dan juga metabolisme yang mana penting pada membentuk dasar keseimbangan mereka pada masa depan. MPASI yang diberikan sebaiknya dimulai pada waktu bayi telah mencapai usia enam bulan. Pemberian MPASI terlalu dini (di bawah 4 bulan) dapat meningkatkan risiko obesitas,” terangnya.

Selain itu, lanjut dia, penelitian menunjukkan bahwa anak obesitas pada satu sisi mengalami kelebihan makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan juga protein, tetapi di sisi yang lain kekurangan mikronutrien seperti zat besi, sehingga MPASI harus bergizi lengkap serta seimbang.

MPASI yang mana membesar zat besi penting untuk menjaga dari anemia dan juga mengatur keseimbangan metabolisme sehingga anak bermetamorfosis menjadi lebih besar terlibat lalu sehat.

“Penting juga untuk menjauhi beberapa kesalahan di pemberian MPASI yang mana dapat meningkatkan risiko obesitas. Pemberian MPASI yang bukan sesuai dengan tahapan usia anak, misalnya memberikan makanan dewasa seperti snack yang dimaksud tidak khusus bayi, sanggup menyebabkan obesitas akibat kalori yang digunakan lebih tinggi lebih tinggi dari keinginan bayi. Agar terhindar dari obesitas, salah satu asupan yang tersebut harus benar-benar diperhatikan adalah gula,” papar dokter spesialis anak dengan keahlian khusus di bidang nutrisi kemudian penyakit metabolik itu.

Bagi warga tua yang mempunyai keterbatasan waktu serta takut di memenuhi keinginan zat gizi makro juga mikro anak, MPASI fortifikasi dapat berubah menjadi pilihan bagi si kecil. Salah satu keunggulan MPASI fortifikasi adalah mempunyai isi gizi yang mana terukur juga seimbang, satu di antaranya zat besi dan juga gula, yang dimaksud disesuaikan dengan permintaan di setiap tahapan usia anak.

“Karenanya, barang MPASI fortifikasi dilengkapi dengan label ‘rekomendasi usia’. MPASI fortifikasi yang tersebut sudah pernah lulus uji BPOM, selain bebas pengawet, pewarna, juga perasa juga memiliki kadar garam juga gula yang dimaksud sesuai dengan standar keamanan untuk bayi. Jadi, pendatang tua tidak ada perlu was-was untuk memberikan MPASI fortifikasi,” tandas Prof. Aryono.

Artikel ini disadur dari Pemberian MPASI pada Waktu yang Tepat Cegah Obesitas sejak Dini