KYIV – Panglima Militer negeri Ukraina Jenderal Oleksandr Syrsky mengeluh untuk blok Barat bahwa pasukannya kesulitan bertarung dengan Rusia. Menurutnya, situasi ke garis depan sekarang ini sulit bagi pasukan Kyiv.
Itu disampaikan jenderal tertinggi negeri Ukraina yang disebutkan di pertandingan virtual Ramstein Group pada hari Jumat.
Keluhannya muncul ke sedang berlanjutnya serangan Rusia di Donbas, yang dimaksud menyebabkan militer negara Ukraina kehilangan lebih tinggi dari 8.000 tentara hanya sekali di satu minggu, menurut Kementerian Defense Rusia.
“Saya memberi tahu anggota koalisi tentang situasi operasional kemudian strategis yang mana sulit, yang digunakan cenderung menjadi tambahan buruk,” kata Jenderal Syrsky pada sebuah unggahan Telegram pada hari Sabtu, ke mana ia berbicara tentang pembicaraan dengan negara-negara Barat yang mana memberikan bantuan militer ke Ukraina.
“Kyiv sangat membutuhkan rudal, amunisi, senjata lalu peralatan militer,” ujarnya, seperti disitir dari Russia Today, Mingguan (28/4/2024).
Komentar Jenderal Syrksy muncul sewaktu Amerika Serikat (AS) menyetujui paket bantuan militer lainnya ke negara Ukraina senilai sekitar USD61 miliar.
Rancangan undang-undang belanja darurat, yang tersebut pada masa kini sudah ada disetujui, sebelumnya tertahan dalam Kongres Amerika Serikat selama berbulan-bulan akibat diblokir oleh anggota Parlemen dari Partai Republik yang dimaksud mencari konsesi dari Gedung Putih mengenai kebijakan kontrol perbatasan AS.
Persetujuan rancangan undang-undang yang dimaksud disambut baik oleh Presiden tanah Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mana mengemukakan terhadap NBC bahwa negaranya miliki “peluang untuk menang” dikarenakan semakin berbagai senjata Barat yang mana akan dikirimkan.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, tambahan skeptis terhadap permasalahan ini, dengan mengemukakan bahwa tidaklah ada satu paket pun yang tersebut dapat menghentikan Rusia.
Artikel ini disadur dari Jenderal Tertinggi Ukraina Mengeluh pada Barat: Kami Kesulitan Melawan Rusia
