Entertainment

Hari ini 49 Tahun Lalu Tugu Monas Dibuka untuk Umum

25
×

Hari ini 49 Tahun Lalu Tugu Monas Dibuka untuk Umum

Sebarkan artikel ini

Jakarta -– Ikon DKI Jakarta, Monumen Nasional atau Tugu Monas adalah kebanggan bangsa Tanah Air serta telah lama berubah jadi tempat wisata sekaligus tempat edukasi yang tersebut menantang bagi rakyat Indonesia, baik dari warga lokal maupun dari luar Jakarta.

Tugu Monas dibangun pertama kali dengan tujuan untuk mengenang kemudian mengabadikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang digunakan dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945. Monas juga dibangun sebagai wahana untuk membangkitkan semangat patriotisme generasi ketika ini serta mendatang.

Mengutip dari badansertifikasikadindkijakarta.or.id, ikon kota DKI Jakarta ini mulai dibangun pada Agustus 1959. Tugu Monas secara keseluruhan dirancang oleh para arsitek Tanah Air, yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan juga Ir. Rooseno. Pada 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno lalu dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Ide awal perkembangan ikon kota Ibukota Indonesia ini muncul pasca sembilan tahun kemerdekaan diproklamirkan. Sebelum dimulai pembangunan, dibentuklah Panitia Tugu Nasional yang digunakan bertanggungjawab mengusahakan berdirinya Tugu Monas tersebut. Panitia ini nantinya bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan berhubungan pada konstruksi Monas, satu di antaranya mengakumulasi biaya penyelenggaraan yang dimaksud dikumpulkan dari swadaya warga Indonesia.

Setelah panitia yang disebutkan berhasil dibentuk, kemudian dibentuklah panitian pembangunan Monas yang mana dinamakan Tim Yuri yang diketuai oleh Presiden Ir. Soekarno. Melalui kelompok yuri, digelarlah sayembara sebanyak-banyaknya dua kali. Sayembara pertama diadakan pada 17 Februari 1955 serta sayembara kedua pada 10 Mei 1960. Melalui sayembara tersebut, terselip harapan dapat menghasilkan kembali karya budaya yang digunakan setinggi-tingginya lalu menggambarkan kalbu juga melambangkan keluhuran budaya Indonesia.

Pesan harapan terhadap konstruksi Monas yang dimaksud dijadikan sebagai kriteria penilaian yang digunakan kemudia dirinci bermetamorfosis menjadi lima kriteria. Hal yang dimaksud meliputi Nasional, menggambarkan dinamika kemudian berisi kepribadian Tanah Air juga mencerminkan cita-cita bangsa, melambangkan dan juga menggambarkan “api yang berkobar” pada di dada bangsa Indonesia, menggambarkan hal yang sebenarnya menggerakkan meskipun tersusun dari benda mati, lalu tugu harus dibangun dari benda-benda yang digunakan tak cepat berubah dan juga tahan berabad-abad.

Melalui kedua sayembara yang mana diselenggarakan tersebut, tidaklah ada rancangan yang dimaksud memenuhi seluruh kriteria yang digunakan ditetapkan panitia. Pada akhirnya, Presiden Ir. Soekarno menunjuk beberapa arsitek kenamaan Tanah Air pada masa itu, yaitu Soedarsono lalu Ir. F Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas. Setelahnya, kedua arsitek yang dimaksud merancang gambar rencana tugu Monas, kemudia Ir. Soekarno memilih gambar yang tersebut dibuat oleh Soedarsono.

Falsafah Desain Monas

Soedarsono menyampaikan landasan pemikiran di rancangan yang tersebut dibuatnya tersebut. Hal yang disebutkan sebagai kriteria Nasional. Soedarsono mengambil beberapa unsur sewaktu Proklamasi Kemerdekaan RI yang digunakan mewujudkan revolusi nasional berikutnya menerapkannya pada rancangannya. Gambar tugu Monas karya Soedarsono menerapkan kriteria Nasional yang dimaksud terlihat pada dimensi arsitekturnya dalam bentuk nomor 17, 8, kemudian 45 sebagai nomor bersejarah bangsa Indonesia.

Bentuk tugu Monas yang tersebut menjulang besar pun mengandung falsafah “Lingga serta Yoni” yang tersebut menyerupai “Alu” sebagai “Lingga” serta bentuk wadah (cawan-red) merupakan ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Lingga kemudian Yoni adalah simbol dari Alu juga Lumpang, dua alat penting yang dimaksud dimiliki oleh keluarga Indonesia, khususnya masyarakat perdesaan. Lalu, Lingga kemudian Yoni adalah simbol dari zaman dahulu yang menggambarkan keberadaan abadi, yaitu unsur positif (lingga) lalu unsur negatif (yoni) seperti adanya siang lalu malam, laki-laki serta perempuan, baik kemudian buruk, merupakan keabadian dunia.

Lalu, bentuk garis-garis pada rancangan Monas memiliki arti sebagai perwujudan garis-garis yang tersebut berpindah tiada monoton merata, naik melengkung, melompat, merata, serta naik menjulang tinggi, yang mana pada akhirnya menggelombang dalam berhadapan dengan api yang dimaksud menyala.

Badan Tugu Monas menjulang tinggi dengan lidah api ke puncaknya yang dimaksud melambangkan juga menggambarkan semangat yang tersebut berkobar juga tak kunjung padam pada dada bangsa Indonesia.

KADIN JAKARTA
Pilihan editor: Jumlah Pengunjung Puncak Tugu Monas Dibatasi 200 Orang Tiap Jam

Artikel ini disadur dari Hari ini 49 Tahun Lalu Tugu Monas Dibuka untuk Umum