Lifestyle

Gunung Fuji Buka Musim Pendakian, Tiga Pendaki Tewas pada Dua Hari

23
×

Gunung Fuji Buka Musim Pendakian, Tiga Pendaki Tewas pada Dua Hari

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Tiga pendatang ditemukan terbaring tak sadarkan diri di dekat kawah Gunung Fuji pada Rabu, 10 Juli 2024 atau hari pertama dibukanya musim pendakian gunung tertinggi di dalam Jepang itu. Ketiga pendaki itu dikonfirmasi telah terjadi tewas keesokan harinya, menurut departemen kepolisian Prefektur Shizuoka yang diambil Japan Times. 

Mereka ditemukan ketika pencarian seseorang pria pekerja perusahaan berusia 53 tahun dari Hino, Tokyo, yang tersebut hilang pasca mendaki gunung pada Jumat. 

Ini merupakan jumlah total orang yang terdampar terbanyak pada lima musim pendakian sebelumnya yang mana berkisar antara nol serta dua.

Polisi setempat mengimbau para pendaki untuk mempertimbangkan situasi cuaca dan juga kebugaran fisik juga memilih secara bijak pada memutuskan akan melakukan pendakian atau tidak.

Korban Lanjut Usia

Polisi prefektur Shizuoka mengemukakan dia menerima panggilan darurat sekitar pukul 14.05 pada Rabu dari seseorang pendaki di dalam dekat puncak Kengamine, puncak Gunung Fuji, yang tersebut mengemukakan bahwa seseorang sudah pernah jatuh.

Seorang pria lanjut usia ditemukan tergeletak di dalam luar jalan setapak juga kemudian dipastikan tewas. Polisi prefektur sedang menyelidiki penyebab jatuhnya pria tersebut.

Pada Rabu malam, individu pria berusia 77 tahun dari Komae, Tokyo, ditemukan bukan sadarkan diri ke Jalur Gotemba serta dipastikan meninggal keesokan harinya.

Seorang pria lanjut usia juga ditemukan tergeletak di dalam Jalur Fujinomiya pada Kamis pagi kemudian kemudian dipastikan meninggal. Penyebab kematian kedua penduduk yang dimaksud masih pada penyelidikan.

Pendaki Hipotermia

Selain orang yang terdampar tewas, individu wanita berusia 29 tahun dari Komae diselamatkan pada Rabu pasca tampaknya mengalami hipotermia.

Menurut pemilik penginapan pegunungan pada Jalur Subashiri, pada waktu itu hujan, berangin, juga terkadang berkabut pada kedua hari tersebut.

“Gunung. Fuji adalah gunung yang lebih banyak cocok untuk didaki daripada jalan-jalan, jadi pendaki pemula tidak ada boleh memaksakan diri terlalu keras,” kata pemiliknya.

Cuaca Buruk 

Mereka percaya bahwa cuaca buruk ke dekat puncak bermetamorfosis menjadi salah satu factor yang berkontribusi terhadap insiden ini. Itu sebabnya, pendaki harus dilengkapi dengan pakaian hangat serta sepatu pendakian khusus, dan juga senter serta pengisi daya sel ponsel, untuk melindungi diri agar tidak ada tersesat atau mengalami kecelakaan.

Pihak berwenang juga mengimbau para pendaki untuk menginap dibandingkan mendaki pada di malam hari hari. Pendakian pada waktu cuaca buruk meningkatkan risiko kecelakaan serta kesusahan, lalu juga membutuhkan waktu untuk penyelamatan apabila mengalami masalah.

“Banyak pengunjung datang dari sangat jauh untuk mendaki Gunung Fuji. Namun penting untuk setiap saat memeriksa cuaca juga menciptakan pilihan untuk tiada mendaki apabila perlu,” kata individu tenaga polisi.

“Peraturan utamanya adalah cuma mendaki pada saat kondisinya bagus,” kata direktur Asosiasi Pemandu Gunung Negeri Sakura Shunji Takekawa.

Pada paruh pertama bulan Juli, Gunung Fuji masih mengalami sejumlah hari badai sebab musim hujan, kemudian seiring dengan peningkatan ketinggian, suhu turun serta angin semakin kencang, katanya. Di beberapa tempat, kecepatan angin mampu mencapai 25m per detik pada waktu cuaca buruk.

“Gunung. Fuji sangat istimewa dikarenakan merupakan gunung tertinggi di dalam Jepang. Cuaca berubah-ubah, lalu lingkungan dapat berubah dengan cara yang tersebut tak terbayangkan,” kata Takekawa.

Artikel ini disadur dari Gunung Fuji Buka Musim Pendakian, Tiga Pendaki Tewas dalam Dua Hari