JAKARTA – Vape atau rokok elektrik pada saat ini sedang berubah jadi sorotan usai selebgram Chandrika Chika diamankan polisi terkait penyalahgunaan narkoba.
Satresnarkoba Polres Metro DKI Jakarta Selatan berhasil menyita barang bukti sebagai pods vape berisi liquid mengandung ganja. “Barang bukti yang dimaksud diamankan adalah 1 pods vape yang berisi cairan mengandung ganja atau liquid THC,” kata Wakasat Resnarkoba Polres Metro Ibukota Indonesia Selatan AKP Reksa Anugrah dalam kantornya, Selasa (23/4/2204).
AKP Reksa pun mengimbau terhadap masyarakat, khususnya para khalayak tua untuk lebih banyak waspada pada waktu anaknya hobi nge-vape.
Terkait hal itu, berbagai pendatang menganggap vape sebagai pengganti rokok batangan kemudian dianggap tak berbahaya. Padahal, sederet ancaman penyakit juga mengintai bila seseorang banyak mengisap rokok elektrik alias vape ini. Salah satunya ialah ancaman risiko gagal jantung.
Hal itu diungkap oleh Dokter Umum, dr. Adam Prabata. Melalui unggahan Instagram @adamprabata, beliau menyatakan bahwa penelitian mengungkap bahwa banyak nge-vape bisa saja meningkatkan risiko gagal jantung.
Adam memaparkan peningkatan risiko gagal jantung bagi para pengguna vape pun cukup tinggi, yakni mencapai 19%.
“Peningkatannya itu dapat mencapai 19% lebih tinggi lebih tinggi risikonya dibandingkan pemukim yang tersebut bukan pernah nge-vape,” tulis Adam.
Melansir Unitu Point, Kamis (25/4/2024), nge-vale sanggup menyebabkan timbunan lipid di arteri berubah menjadi lebih besar bukan stabil dan juga lebih besar besar kemungkinannya untuk pecah. Jika hal ini terjadi, dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan di dalam pembuluh darah yang digunakan dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Dalam 30 menit penggunaan, vape dapat meningkatkan adrenalin, menyebabkan peningkatan tekanan darah kemudian detak jantung, yang dimaksud berarti risiko serangan jantung lebih banyak tinggi.
Artikel ini disadur dari Bahaya Nge-Vape untuk Kesehatan, Jadi Sorotan usai Chandrika Chika Tertangkap Narkoba