WASHINGTON – Ribuan pelajar ke Amerika Serikat melakukan mengkritik terhadap peperangan negara Israel di Gaza, meskipun ada ancaman skorsing dan juga penangkapan.
Dengan Universitas Columbia sebagai jantung dari pergerakan ini, institut-institut salah satunya Harvard, Yale, Tufts, Northwestern lalu beberapa kampus di dalam sistem University of Texas sudah menyaksikan mahasiswanya mendirikan perkemahan, menuntut institusi-institusi yang disebutkan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang merekan anggap memungkinkan terjadinya pertempuran brutal di dalam Gaza. .
Lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan lalu anak-anak, sudah dibunuh oleh pasukan negara Israel sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober.
Ini tidak pertama kalinya peserta didik dalam Amerika melakukan berunjuk rasa di dalam kampus. Namun, pengunjuk rasa juga pengamat mengutarakan tindakan keras terhadap perkemahan siswa kali ini sangat intens.
“Salah satu hal yang mana sangat mencolok adalah dibandingkan dengan tahun 1960an, kita mengawasi lebih besar sedikit taktik agresi serta radikalisme ke pihak mahasiswa,” kata Angus Johnston, sejarawan aktivisme siswa Amerika dalam departemen sejarah Komunitas Hostos. Perguruan membesar di New York.
“Kami cuma meninjau sedikit sekali cedera fisik atau kecacatan properti. Perkemahan berada pada luar, tidak sebagian besar mengambil alih bangunan. Dibandingkan dengan protes-protes pada tahun 60an, khususnya pada akhir tahun 60an, protes-protes ini sebenarnya sangat-sangat ringan. Namun di banyak kasus, mereka menghadapi tantangan yang tersebut sangat keras, baik dari segi pemerintahan maupun administrasi.”
Helga Tawil-Souri, pribadi profesor studi Timur Tengah kemudian Islam di NYU mengutarakan terhadap Al Jazeera bahwa berunjuk rasa NYU ke Wilayah Gaza berlangsung damai pada saat ia berdiri ke luar kantor polisi, mengawaitu pembebasan beberapa peserta didik lalu anggota fakultas. “Saya sudah ada berada dalam NYU selama hampir 20 tahun lalu saya sudah pernah meninjau beberapa jumlah berunjuk rasa terjadi. Saya rasa saya belum pernah mengamati tindakan keras seperti ini.”
Bukan Hanya Menentang Israel, Deretan Sejarah Perlawanan Kampus Negeri Paman Sam Terhadap Kebijakan Perang
1. 1954-60: Brown vs Dewan Pendidikan juga Aksi Duduk ke Greensboro
Foto/AP
Pada tahun 1954, Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan bahwa segregasi di sekolah yang digunakan direstui negara adalah inkonstitusional. Ruang masyarakat yang dimaksud dipisahkan secara rasial telah dilakukan beroperasi sejak tahun 1896 hingga kebijakan yang dimaksud dikeluarkan.
Pada tanggal 1 Februari 1960, empat pelajar lapisan kulit hitam ke North Carolina Agricultural and Technical College, yang tersebut mendapat nama “Greensboro Four”, memprakarsai aksi duduk damai ke konter makan siang “khusus dermis putih”, dimulai dari Woolworth’s pada Greensboro. Para siswa menolak untuk bangun pada saat merekan ditolak layanannya. Pada tanggal 5 Februari, total peserta didik yang digunakan duduk di dalam dalamnya telah terjadi bertambah bermetamorfosis menjadi 300. Aksi ini dengan cepat menyebar ke kota-kota perguruan lebih tinggi kemudian tempat-tempat umum lainnya dengan bergabungnya pemukim dermis hitam dan juga dermis putih.
Gerakan duduk berhasil lalu sarana makan mulai terintegrasi kembali pada bulan Juli 1960. Protes yang disebutkan menandai keberhasilan awal pergerakan hak-hak sipil. Hal ini juga mengarah pada pembentukan Komite Sinkronisasi Non-Kekerasan Mahasiswa, yang dimaksud dimulai sebagai kelompok antar-ras yang mana menganjurkan mengecam damai, pada tahun 1960.
Artikel ini disadur dari 6 Demonstrasi Mahasiswa AS Terbesar yang Menentang Perang dan Ketidakadilan