WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan timpalannya dari China Wang Yi dan juga pemimpin China Xi Jinping ke Beijing pada hari hari terakhir pekan di kontak tingkat besar terbaru antara negara adidaya yang mana bertujuan untuk menjaga ketegangan hubungan tetap terkendali.
Kunjungan yang dimaksud hanya saja menyebabkan sedikit kemajuan pada isu-isu kontroversial, satu di antaranya dukungan China terhadap Rusia dalam Ukraina, ketegangan mengenai Taiwan lalu Laut Cina Selatan, juga keluhan Negeri Paman Sam mengenai murahnya ekspor China. Namun, ada beberapa upaya untuk meredakan suasana dengan menekankan pertukaran lembaga pendidikan dan juga budaya lainnya. Berikut rincian beberapa permasalahan tersebut:
5 Konflik China lalu Amerika Serikat yang Sulit Tercapai Titik Temunya
1. Pendukung China untuk Rusia
Foto/AP
Melansir Reuters, Blinken menyampaikan kekhawatirannya mengenai dukungan China terhadap militer Rusia, dengan mengungkapkan bahwa pasokan barang-barang yang dimaksud dapat digunakan ganda “memiliki dampak material ke Ukraina” kemudian meningkatkan ancaman Rusia terhadap negara-negara pada Eropa.
“China adalah pemasok utama peralatan mesin, mikroelektronik, nitroselulosa, yang dimaksud sangat penting untuk menyebabkan amunisi juga propelan roket, juga barang-barang serbaguna lainnya yang mana digunakan Kota Moskow untuk meningkatkan basis sektor pertahanannya,” kata Blinken pada konferensi pers.
Dia tak menjawab pada saat ditanya apakah Washington akan menjatuhkan sanksi berhadapan dengan dukungan China terhadap Rusia, yang digunakan menurut para pejabat Amerika Serikat berisiko merugikan hubungan bilateral yang lebih banyak luas, bahkan pada saat hubungan telah stabil.
China mengutarakan pihaknya bukan menyediakan persenjataan untuk pihak mana pun juga “bukanlah produsen atau pihak yang terlibat di krisis Ukraina”. Namun, perjanjian yang dimaksud menyatakan bahwa perdagangan normal antara China lalu Rusia tak boleh diganggu atau dibatasi.
2. Taiwan
Foto/AP
Diplomat utama China, Wang Yi, mengungkapkan Amerika Serikat bukan boleh melanggar “garis merah” yang dimaksud mencakup kedaulatan, keamanan, dan juga kepentingan pembangunan – sebuah rujukan yang digunakan jelas terhadap Taiwan, pulau yang mana diklaim China sebagai miliknya, dan juga Laut China Selatan yang disengketakan.
Invasi Rusia ke negeri Ukraina telah dilakukan mengakibatkan kegelisahan bahwa China kemungkinan besar akan berani mengambil tindakan berperang melawan Taiwan, yang dimaksud menurut hukum diwajibkan oleh Negeri Paman Sam untuk menyediakan sarana untuk mempertahankan diri.
Presiden Joe Biden, yang bertemu Xi Jinping pada bulan November ke San Francisco, mengemukakan Washington tidaklah menggalang kemerdekaan Taiwan, namun telah dilakukan mengecewakan Beijing lantaran terkesan menyarankan Taiwan akan mempertahankan pulau itu jikalau diserang.
Artikel ini disadur dari 5 Konflik China dan AS yang Sulit Tercapai Titik Temunya