Ekonomi Bisnis

Bapanas serukan bidang gula rancang strategi hadapi tantangan global

25
×

Bapanas serukan bidang gula rancang strategi hadapi tantangan global

Sebarkan artikel ini
Bapanas serukan bidang gula rancang strategi hadapi tantangan global

Pelaku sektor gula harus merancang strategi persiapan menghadapi tantangan pangan global…

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyerukan terhadap lapangan usaha gula yang digunakan ada pada Indonesia maupun Asia Tenggara, agar merancang strategi persiapan menghadapi tantangan global.

"Pelaku lapangan usaha gula harus merancang strategi persiapan menghadapi tantangan pangan global," kata Arief pada pernyataan di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, meluasnya tantangan pangan secara global sebagai akibat dari naiknya permintaan terhadap keperluan pangan serta inovasi iklim juga konflik geopolitik, harus bermetamorfosis menjadi perhatian bagi para pelaku usaha pangan.

Arief menyerukan hal yang disebutkan ketika membuka 6th Meeting of ASEAN Sugar Alliance (ASA) ke Jakarta.

Dalam pertandingan tahunan ASA itu, Arief turut menggerakkan pelaku bisnis gula se-Asia Tenggara untuk semakin meningkatkan kekuatan implementasi prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).

"Kondisi bumi sekarang ini penuh tantangan. Untuk itu, adanya forum ASEAN Sugar Alliance pada hari ini dapat berubah jadi wadah pada berbagi pengetahuan, bertukar pandangan, lalu berkolaborasi mengenai isu lalu situasi terkini," ujar Arief.

Dia berharap semua delegasi negara mempunyai pandangan yang digunakan mirip bahwa ketika ini adalah kesempatan berharga untuk bertukar pengetahuan guna mengembangkan kebijakan, inovasi, juga teknologi.

Ia juga menyokong pelaku bidang usaha budi daya tebu juga produksi gula untuk konsistensi menerapkan prinsip ESG. Hal itu penting direalisasikan sesegera mungkin saja agar bidang gula semakin menggalang percepatan perwujudan keberlanjutan bagi generasi yang dimaksud akan datang.

Arief mengatakan, perlunya beragam langkah antisipasi untuk menyikapi ketidakpastian sektor ekonomi global, konflik geopolitik, lalu dampaknya terhadap kegiatan ekonomi nasional maupun regional pernah diingatkan Presiden Joko Widodo pada Februari 2024.

Untuk itu, Arief meminta-minta adanya forum '6th Meeting of ASA’ harus dapat berubah menjadi kompetisi tukar gagasan dan juga membuahkan rancangan strategi untuk eskalasi sektor pergulaan skala regional Asia Tenggara.

Ia mengungkapkan bahwa diperlukan adanya pembahasan perkembangan lingkungan ekonomi juga produksi gula juga nongula. Lalu perkembangan kebijakan terkait etanol atau hasil turunan lainnya untuk optimasi utilisasi tebu pada bidang lain juga bagaimana tentang kebijakan World Trade Organization (WTO) yang mana terkini.

"Tentang penelitian juga, oleh sebab itu ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk bertukar informasi kemudian menyusun strategi penguatan lapangan usaha gula,” ujarnya.

Terkait keadaan gula konsumsi di Indonesia, sebagaimana proyeksi neraca pangan Bapanas, perkiraan produksi gula nasional masih berkisar 2,384 jt ton.

Sedangkan, estimasi permintaan per tahun konsumsi gula di dalam Nusantara berkisar di dalam 2,933 jt ton, sehingga masih ada minus sekitar 549 ribu ton.

Dalam peningkatan daya saing bidang gula, kata Arief lagi, Asosiasi Gula Nusantara (AGI) dan juga ASEAN Sugar Alliance (ASA) perlu terlibat bergerak pada memberikan rekomendasi dan juga saran terhadap pemerintah.

"Tentu ada banyak tantangan yang tersebut memerlukan penyelesaian, misalnya peningkatan produksi, meningkatkan kekuatan penelitian untuk varietas tebu unggul, produktivitas tebu juga tingkat pemulihan gula,” ujar Arief.

Ia mengaku optimistis apabila AGI dan juga ASA dapat secara efektif mengatasi tantangan yang disebutkan dan juga mempelopori lapangan usaha gula menuju masa depan yang mana lebih tinggi cerah serta sejahtera.

Artikel ini disadur dari Bapanas serukan industri gula rancang strategi hadapi tantangan global